Sabtu, 17 Maret 2012

Penalaran Induktif

PENALARAN INDUKTIF

Apa sih Penalaran Induktif itu ?
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.Definisi penalaran induktif. Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
Contoh penalaran induktif secara spesifik :
Jangan pernah belajar ³dadakan´. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengancara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulahmateri yang tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir .
 Jenis – jenis pelanalaran induktif
a. Generalisasi : Proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Contoh : Setelah menggambar anak – anak kelas 4 diperiksa, ternyata kristo,okta,uli,dan erni mendapat nilai 95. Anak – anak yang lain mendapat 80. Hanya imam yang mendapatkan 60,dan tidak seorang pun mendapatkan nilai kurang dari 60. Bisa dikatakan,anak kelas 4 cukup pandai menggambar.

b. Analogi : Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh : Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

c. Paragraf hubungan Kasual :
- Sebab akibat : Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh : Hujan berturut-turut mengguyur desa kami.Air sungai berangsur-angsur naik. Jalan dan halaman rumah pun mulai digenangi air.Akhirnya, banjir pun melanda desa kami.
- Akibat ke sebab: dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat .
Contoh : Desa Nepo mengalami gagal panen. Bagaimana tidak, kemarau tahun ini cukup panjang, di samping itu irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan petani dalam menggarap pertaniannya.

- Akibat ke akibat: dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat
Contoh : Ketika bejalan di tengah kota, Mega melihat banyaknya fasilitas umum yang diberhentikan pengerjaan begitu saja sebelum dapat dimanfaatkan masyarakat, banyaknya jalan-jalan poros rusak yang terabaikan, Mega lalu berpikir pastinya di Kota ini banyak rakyatnya yang melarat dan miskin, tetapi ridak terlintas dipikirannya bahwa sebagian besar kejadian ini adalah ulah para koruptor.

Sumber :
1. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/204439/
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Generalisasi
3. http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2131075-pengertian-penalaran-induktif/#ixzz1pMUS2ICR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar